puisi jeritan hati janin aborsi

Aborsi,,memupus sebuah kehidupan baru tanpa dosa, memupus secercah harapan indahnya dunia, menghilangkan nyawa calon calon anak bangsa, mebhancurkan anugrah dari Tuhan...
Tegakah kita melakukannya, berikut ini adalah sebuah jeritan hati janin yang tertancap nasib aborsi itu,,jeritan hati kepada mama nya,,jeritan hati kepada orang yang telah tega memupuskan kehidupannya...
Renungkan kawan, teteskanlah airmatamu kalau memang harus, perbaikilah hidupmu harus, tata hatimu, dekatkan diri dengan Tuhan..

Mama sayang,

Aku di surga sekarang, duduk di pangkuan Tuhan.
Ia mengasihiku dan menangis bersamaku sebab pedih pilu hatiku.
Begitu ingin aku menjadi putri mungil mu.

Tidak terlalu mengerti aku akan apa yang telah
terjadi. Aku begitu bergairah ketika mulai menyadari keberadaanku.
Aku ada di suatu tempat yang gelap, namun nyaman.
Aku melihat aku punya jari- jari dan jempol.
Aku cantik seturut perkembanganku, tapi belum siap meninggalkan tempatku.

Aku menghabiskan sebagian besar waktuku dengan berpikir atau tidur.
Bahkan sejak hari-haripertamaku, aku merasakan ikatan istimewa
antaraengkau dan aku.

Kadang aku mendengarmu menangis, dan akumenangis bersamamu.
Kadang engkau berteriak dan memaki, lalu aku menangis.

Aku dengar Papa memaki balik.
Aku sedih dan berharap engkau akan segera baik kembali.

Aku heran mengapa engkau begitu sering menangis.
Suatu hari engkau menangis hampir sepanjang hari.

Pilu hatiku karenanya.

Tak dapat kubayangkan mengapa engkau begitu berduka.

Pada hari itu juga, hal yang paling mengerikan terjadi.

Suatu monster yang amat keji masuk ke tempat hangat dan nyaman di mana aku berada.

Aku sangat takut, aku mulai menjerit, tapi tak sekalipun engkau berusaha menolong. Mungkin engkau tak pernah mendengarku........

Monster itu semakin lama semakin dekat
sementara
aku terus berteriak, "Mama, Mama, tolong aku.....,
Mama......tolong aku."

Suatu teror yang ngeri aku rasakan.
Aku berteriak dan berteriak.......hingga tak sanggup lagi.
Lalu monster itu mulai mencabik lenganku.
Sungguh sakit rasanya, sakit yang tak kan pernah dapat
kuungkapkan dengan kata.
Monster itu tidak berhenti.
Oh....bagaimana aku harus mohon agar ia berhenti.
Aku menjerit sekuat tenaga sementara ia mencabik putus kakiku.

Sepenuhnya aku dalam kesakitan, aku sekarat.

Aku tahu tak kan pernah aku melihat wajahmu atau mendengarmu
membisikkan betapa engkaumengasihiku.

Aku ingin menghapus butir-butir air matamu.

Aku punya begitu banyak rencana untuk membuatmu bahagia,
Mama....
Tapi aku tak dapat.
Mimpi-mimpiku musnah sudah.

Walau menanggung sakit tak terperi pedih dan pilunya hati kurasakan melampaui segalanya.
Lebih dari segalanya aku ingin menjadi putrimu.

Tak ada gunanya sekarang, aku meregang nyawa
dalam sengsara tak terkatakan.
Hanya hal-hal buruk yang terlintas di benakku.
Begitu ingin aku mengatakan bahwa aku mengasihimu, sebelum aku pergi.
Tapi, aku tak tahu kata-kata yang dapat engkau mengerti.

Dan segera saja, aku tak lagi punya napas untuk
mengatakannya;
aku mati.

Aku merasa diriku terangkat, seorang malaikat
besar membawaku ke suatu tempat yang besardan indah.
Aku masih menangis, tapi segala rasa sakit tubuhku sirna sudah.
Malaikat membawaku kepada Tuhan dan membaringkanku dalam pelukanNya.
Tuhan mengatakan bahwa Ia mencintaiku.
Lalu, aku merasa bahagia. Kutanya pada-Nya, apa itu yangmembunuhku.

Jawab-Nya,
"Aborsi, Aku menyesal anak-Ku;
karena Aku tahu bagaimana ngeri rasanya."

Aku tidak tahu apa itu aborsi; Aku pikir mungkin
nama monster itu.

Aku menulis untuk mengatakan betapa aku mengasihimu......
dan mengatakan padamu betapa
ingin aku menjadi putri mungilmu.

Aku telah berjuang sehabis-habisnya untuk hidup,
aku ingin hidup......!
Kuat keinginanku, tapi aku tak mampu;
monster itu terlalu kuat...
Dicabik-cabiknya lengan dan kakiku dan akhirnya seluruh tubuhku.....

Tak mungkin bagiku untuk hidup.
Aku hanya ingin engkau tahu bahwa aku berusaha tinggal bersamamu.
Aku tidak mau mati!
Juga Mama, berhati-hatilah terhadap monster bernama aborsi itu.
Mama aku mengasihimu.....
Aku sedih engkau harusmenanggung rasa sakit seperti yang kualami.

Berhati-hatilah,

Peluk cium,
Bayi Perempuanmu.........


sumber: Silent Scream of a Baby

Label: | edit post
5 Responses
  1. Anonim Says:

    like this..



  2. ndutndutan Says:

    @bang ali:wuuaa..makasih bang..hehehe


  3. Thanks. Bagus banget, sudah saya copy paste hehehehehe


  4. Unknown Says:

    Ada orang indigo bilang kalo saya dulu di abad ke 14(gak tau sesudah atau sebelum Masehi) diaborsi sama mama saya trs saya reinkarnasi.tapi gak tau juga sih.pas baca ini auto nangis dong :')


Posting Komentar

  • Yahoo chat

    Mari bicara


    ShoutMix chat widget

    plurk me...

    It's your's

    IP

    Visitors

    free counters

    Bala Kurawa